Rabu, 04 Desember 2013

Puisi "Madihah Hiyanutis" karya Romli Burhani



Madihah Hiyanutis

Perang larut menjadi air. Peluru
terbakar; lebur

Ari-ari yang dikuburkan
di belakang rumah. Tumbuh
menjadi dendam
Dan malam memucat

Di kota ini bayangan 
menyembunyikan asap
berbisik dalam gelap
Tak ada nyanyian merdu
kemudian angin menjerit lagi

Air mata meninggalkan pesan
di persimpangan jalan
menuju Sarajevo

"Tinggallah, Madihah Hiyanutis!"
langit diam.-lebam

Perang larut menjadi api. Peluru
mengering; hancur
Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar