Khaibar Dalam Sebuah Sajak
mengingatkanku
pada roh diujung padang
selepas
pengakuan para pendosa
sayembara
menjual surga, kudengar seribu empat ratus tahun
sebelum
peradaban nusantara
menemukan
bentuk dan warna bendera atau
bara
Musthafa, yang tak pernah basah.
Tak lebih
berharga dari unta merah,
Sebuah
ketakutan tentang jadwal kematian
yang
sengaja diburu
bahkan
menjelma kecemasan yang ditunggutunggu
sesaat
menggoreskan sebilah pedang dileher mereka
mungkin
saat itu pula tinggalah ijazah seorang janda
atau
kenangan si gembala domba
Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar