Kupinang Sajakmu
-kakang, di balik angan-angan
Maka
berhentilah
Pandangan
di atas kereta pentas
Seorang
penyair menulis balada di pesisir
Di
atas jeritan santri-santri yang memburu tuhan
Rintik
hujan, belalang yang berlari di tepi sungai dan lilin yang dipaksa habis,
merunduk dan semakin tua
Dibiarkan
menyembah kata-kata, bertamu di ujung hari atau disetiap lamunan panjang
-Menjadi sajak
Mencintai
bayanganmu di pertemuan itu, sebuah kesepian bersayap mendekatiku
Namun,
angin mengharapkan tanah basah
Bergerak
di atas pohonan kering mencari tarian merpati, nyanyian kenari atau syair-syair
sufi
Doa para
pendosa di gereja-gereja suci
Para alim
yang tersesat mencumbu pelacur yang terpaksa
Memupuk
daging dan air susunya dengan arak
Membuat
secangkir hikmah tersaji menjadi sajian megah
Barangkali
mahkota di lemari kaca
Mengajarkanku
tentang kepahitan untuk sang penerima wahyu
Begitulah sajak ini menemukanmu
Begitu kupinang jiwamu untuk sajak-sajakku
Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar