Embrio
lelaki
mata mungil. mata kerikil
ia masih
mencari sisa tubuhnya
di langit
yang entah pada bagian mana ia berada.
mungkin
saat itu tak ada tanggal yang mencari januari
tak ada
jam ke dua belas, atau
matahari
yang bergegas dengan pagi dalam gelas
barangkali,
pucuk daun tetap akan merindukan airmata fajar
menjadi
benih
ada jasad
serupa, ada yang tumbuh jadi dupa.
"Hawa"
dan "Khuldi" yang dikurbankan
ia
menurun tangga langit,
kemudian
ia memahat batu nisan, merangkai jembatan, menulis sajak
berperang
dan berkeliaran
bercinta
juga berkelana serupa pujangga
tak ada
yang benar-benar mengenalinya. -selain tuhan
dan ia
berbisik pada seseorang yang sudah lama ia kenal
"kau
tahu rahasiaku"
dan
segera ia ingat
luka yang
ia ukir sendiri
Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar