Rabu, 04 Desember 2013

Puisi "Embrio" karya Romli Burhani



Embrio

lelaki mata mungil. mata kerikil
ia masih mencari sisa tubuhnya

di langit yang entah pada bagian mana ia berada.
mungkin saat itu tak ada tanggal yang mencari januari
tak ada jam ke dua belas, atau
matahari yang bergegas dengan pagi dalam gelas

barangkali, pucuk daun tetap akan merindukan airmata fajar
menjadi benih
ada jasad serupa, ada yang tumbuh jadi dupa.
"Hawa" dan "Khuldi" yang dikurbankan

ia menurun tangga langit,
kemudian ia memahat batu nisan, merangkai jembatan, menulis sajak
berperang dan berkeliaran
bercinta juga berkelana serupa pujangga

tak ada yang benar-benar mengenalinya. -selain tuhan
dan ia berbisik pada seseorang yang sudah lama ia kenal
"kau tahu rahasiaku"
dan segera ia ingat
luka yang ia ukir sendiri
Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar