Rabu, 05 Februari 2014

Puisi Romli Burhani



Yatim
                       Once upon a time

Anak lelaki itu,
telah ditelannya waktu
merah waktu

ia menjahit lukanya
dengan jari-jari yang remuk
sedang beku angin mengantarnya
pada amarah, lalu tiba-tiba
pergi, menyisakan ramalan tentang
tanah yang melahirkan tubuh tanpa kepala

matanya tak bulat
seperti semestinya bola mata
bulat atau lonjong
atau benar-benar berbentuk
selalu ada sisa yang terpotong
kemudian jatuh menjadi
airmata yang sakit

kepada seorang anak
telah ditinggalkannya waktu

ia menyisir rambutnya
namun helai demi helai
rambut itu perg lalu patah
seperti pula pandangannya
barangkali tak ada yang
akan memesan mimpi ketika
langkah-langkah terbentur
ketika harapan-harapan lebur

Siapakah yang akan mengelus keningnya
Setelah ia berkelahi dengan prahara
Sedang sebuah persembahan telah padam

Ia berharap, satu ketika, ia tak pernah ada

Januari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar